Metode Konstruksi di Indonesia
Banyak daerah di Indonesia berada pada wilayah yang berisiko tinggi terhadap gempa bumi, karena itu bangunan harus mampu bertahan agar tidak runtuh apabila ada pergerakan (Gempa Bumi). Indonesia saat ini belum memiliki SNI komplet yang diatur oleh Peraturan Pemerintah mengenai kontruksi rumah, kualitas bahan, dan standar bangunan.
Salah satu narasumber yang sangat ahli mengenai rincian teknis pembangunan perumahan untuk menahan kerusakan gempa adalah Ir. Teddy Boen. Beberapa karya tulis Ir. Teddy Boen banyak tersedia di internet. Karya tulis Ir. Teddy Boen mudah ditemukan dengan menggunakan namanya sebagai kata kunci dalam pencarian di internet.
Metode pembangunan rumah telah berkembang dari masa ke masa dan mengikuti 2 sistem dasar yaitu :
A. “Bound Masonry” atau confined Masonry atau bangunan yang saling terikat
Sistem Ini banyak digunakan untuk rumah satu lantai dan untuk desain sederhana rumah tingkat dua. Struktur baja digunakan pada kolom dan balok beton bertulang yang terikat dengan pasangan bata. Bata dapat menambah kekuatan total rumah dalam menahan atap dan beban lainnya yang ditopang oleh dinding. Bata ini terikat dengan kolum Praktis, kolom sudut utama dan ring balok.
B. “Structural Frame” atau Rangka Struktur
Sistem ini digunakan untuk bangunan multi bertingkat lebih dari 2 lantai dan untuk desain rumah non sederhana. Desain non sederhana mungkin memiliki bentuk yang tidak beraturan atau bukaan besar yang membutuhkan desain teknik.
Struktur ini dirancang oleh seorang insinyur sipil yang biasanya disusun oleh kolom dan kerangka balok beton bertulang. Setiap lebar 3 cm dari pasangan bata diikat dengan Kolum Praktis yang menempelkan ke lantai dan balok untuk mencegah dinding panel jatuh/lepas dari struktur selama gempa bumi.
Earthquake Damage
Tingkat perbaikan akan tergantung kepada tingkat kerusakan yang dihasilkan oleh gempa dan kemampuan struktur dan pondasi rumah dalam menahan goncangan. Setiap kerusakan struktur harus diperiksa oleh seorang insinyur struktural yang dapat memutuskan apakah rumah memungkinkan untuk diperbaiki atau untuk amannya rumah harus dibongkar.
Rangka baja penyangga sementara mungkin diperlukan selama proses perbaikan, seperti yang terjadi di kota bersejarah L' Aquila di Italia . Pada tahun 2003 kota tersebut mengalami gempa 5.8 skala ritcher yang sangat dekat dengan pusat kota dan banyak nyawa yang hilang karena runtuhnya rumah tingkat 3 dan 4. Ada beberapa bangunan yang berusia 700 tahun yang metode konstruksinya tidak dapat menahan goncangan kuat dan agresif .
Keadaan kota kosong dan sepi selama penduduk kota masih memperbaiki bangunan bersejarah tersebut.
Wall Strengthening
Solusi untuk memperbaiki struktur diantaranya sebagai berikut.
- Langkah pertama bungkus kolom dan balok menggunakan kawat baja, kemudian plester kolom dan balok yang sudah dibungkus oleh kawat baja dengan mortar yang dimodifikasi dengan polimer berkekuatan tinggi. . Metode ini digunakan untuk menambah ukuran dan penampilan struktur yang hanya digunakan dalam kasus-kasus tertentu.
- Langkah kedua perkuat dinding bata yang retak menggunakan ikatan Kawat Ayam, kemudian plaster mortar lapisan struktural di kedua sisi dinding yang retak. Semua plester dan acian harus dapat ditutup dan diisi retakannya dengan menggunakan bahan mortar yang mengandung polimer tinggi ( produk crack repair ).
- Buatlah beberapa titik untuk kepalaan dengan ketebalan yang sama, yaitu antara 7 - 8mm. Setelah itu, taruh dan ikat kawat diatas kepalaan tersebut. Lalu pasang Kawat Ayam ke dinding yang diikat menggunakan ikatan kawat. Plester dinding dengan ketebalan total 15mm .
- Selesaikan dinding dengan TR-30 Acian Putih kemudian dicat.
Perbaikan Retak Besar
Retakan struktural besar biasanya mengikuti alur pada sambungan batu bata atau dapat menembus kedalam batu bata itu sendiri. Retakan menjalar mulai dari tepi ujung batu bata, pintu atau kusen jendela, dan terus menjalar membentuk garis lurus.
- Bongkar setiap plester atau aci yang longgar
- Bor batu bata dengan kedalaman lubang antara 8-10mm di tiap-tiap sisi retakan setiap 30cm di sekitar retakan dengan kedalaman 3cm. Masukkan tabung plastik ke dalam lubang.
- Aduk TR-30 Acian Putih dengan Bonding Agent 1:1.
- Campuran sebaiknya mudah mengalir (encer) sehingga dapat berpindah ke retakan lainnya, tapi tidak mengalir keluar dari celah retakan. Langkah selanjutnya, tambahkan larutan Bonding Agent atau air jika diperlukan. Isi botol plastik dengan campuran adukan dan masukan botol plastik berisi campuran adukan tersebut ke dalam celah hingga keluar di sisi lainnya dan mengisi retakan.
- Siapkan peralatan untuk memompa grouting ke celah-celah jika diperlukan. Keringkan sisa material dan tabung selagi dalam keadaan basah.
- Isi kembali setiap celah atau acian yang terkelupas dengan TR-30 Acian Putih setelah alat injeksi nat mengering.
Catatan: TR-30 Acian Putih dapat diampelas halus untuk menggunakan 300-400 grit kertas pasir
Komentar
Posting Komentar